Senin, 04 November 2019

Inside Man (2006)

Inside Man adalah sebuah film yang berasal dari negara Amerika Serikat yang dirilis pada tahun 2006 dan disutradarai oleh Spike Lee. Dibintangi oleh Clive OwenDenzel WashingtonJodie Foster, dan masih banyak lagi. Film ini berlatar tempat di Kota New York.
CERITA
Di awal film, penonton diajak berkenalan dengan Dalton Russell (Clive Owen). Dia tidak hanya menceritakan siapa sesungguhnya dirinya, tetapi dia juga menceritakan secara panjang lebar tentang perampokan yang akan dia lakukan di Manhattan Trust Bank. Lalu di lain tempat, saat opening title mulai dimunculkan, Dalton berjalan ke arah sebuah mobil minibus yang bertuliskan "milik perusahaan jasa tukang cat". Di mobil itu, sudah ada anak buahnya, Steve (James Ransone), Stevie (Kim Director), dan Steve Damerjian alias Steve-O (Carlos Andrés Gómez) yang menunggu Dalton.

Saat mereka tiba di Manhattan Trust, penampilan mereka bak para tukang cat yang sudah siap dengan segala kebutuhannya. Bahkan, agar perampokannya berjalan sempurna, Dalton membutakan kamera CCTV di bank itu dengan lampu infra merah. Setelah petugas satpam curiga pada anak buah Dalton yang mengunci pintu masuk kantor bank itu, Dalton mulai menyandera semua orang yang berada di bank itu. Sontak semua pihak mulai mengambil tindakan, tak terkecuali ketua dewan direksi bank itu, Arthur Case (Christopher Plummer) dan juga dua orang detektif dari FBI, Keith Frazier (Denzel Washington) dan Bill Mitchell (Chiwetel Ejiofor). Padahal, Keith nyaris di-skors karena uang yang menjadi barang bukti pencurian di Madrugada yang masih belum ditemukan.
Begitu mereka tiba di TKP, mereka langsung bertemu dengan polisi yang pertama kali tiba di sana, Sersan Collins (Victor Collichio). Ia bilang pada mereka bahwa saat berjalan di depan bank itu, dia tak sengaja melihat asap mengepul keluar dari dalam. Saat Dalton tahu bahwa Collins melaporkan hal ini pada polisi setempat, Dalton langsung menodongkan senjata dan berbicara dengan logat Albania padanya. Mereka juga menemui polisi dari NYPD (Departemen Polisi New York), Kapten Darius (Willem Dafoe), yang ditugaskan untuk memantau lokasi TKP. Darius menerima kedatangan mereka setelah sebelumnya ia bersikap canggung pada mereka. Di dalam bank, Dalton menyuruh semua korban sandera untuk menyerahkan HP dan kunci-kunci mereka pada anak buah Dalton serta melepas pakaian mereka dan mengenakan pakaian tukang cat seperti yang dikenakan Dalton dan anak buahnya.
Di rumah dinasnya, Arthur menelepon salah seorang pengacara yang bernama Madeline White (Jodie Foster). Ia berkata pada Madeline bahwa ada sebuah kotak brankas (#392) di Manhattan Trust yang isinya sangat berharga sehingga ia tidak ingin semua orang—termasuk Dalton—tahu isi brankas itu. Sementara itu, di Manhattan Trust, Vikram Walia (Waris Ahluwalia), karyawan Manhattan Trust yang menjadi korban sandera Dalton telah dibebaskan. Melalui sebuah papan yang dikalungkan pada leher Vikram, Dalton mengirimkan sebuah permintaan yakni 2 bus dan sebuah pesawat terbang.
Tak lama kemudian, secara tak sengaja rekan Darius berhasil menyadap suara yang ternyata merupakan sebuah rekaman suara dalam bahasa Albania yang berisi pidato yang disampaikan oleh Presiden Albania yang bernama Enver Hoxha. Madeline, yang ingin memantau situasi Manhattan Trust atas keinginan Arthur, meminta Wali kota New York (Peter Kybart) untuk mengantarnya ke 20 Exchange Place, alamat kantor Manhattan Trust. Sesampainya mereka di sana, mereka bertemu dengan Frazier, yang menjadi ketua penyelidik di sana. Mereka berbicara banyak, termasuk kasus pencurian di Madrugada yang masih belum tuntas. Malah, Keith ingin pangkatnya dinaikkan menjadi Detektif Pangkat Satu dan gaji yang lebih layak.
Begitu diijinkan oleh Keith dan Dalton, Madeline berhasil masuk ke dalam kantor bank itu. Dalton bilang pada Madeline bahwa ada seorang Amerika yang bekerja untuk sebuah bank di Swiss, yang merupakan rekanan dari Nazi. Orang itu—yakni Arthur Case—bekerjasama dengan Nazi untuk mendirikan bank (Manhattan Trust) dengan uang kotornya pada tahun 1948. Lalu Dalton memperlihatkan beberapa dokumen dari Nazi—yang diambil dari brankas milik Arthur—agar Dalton dapat membuktikan kebenaran hal itu pada Madeline. Madeline menawarkan Dalton untuk menyerahkan dokumen itu pada Arthur. Tapi Dalton bersikukuh untuk menyimpan dokumen itu sebagai jaminan agar Arthur tidak berbalas dendam pada Dalton. Setelah Madeline selesai, Keith masuk ke bank itu karena ia merasa tidak yakin bahwa Dalton betul-betul menginginkan bus dan pesawat itu. Begitu ia diijinkan masuk, Keith langsung diajak Dalton untuk melihat keadaan semua orang yang disandera Dalton.
Sama seperti Madeline, Keith juga memberikan pilihan yang sama pada Dalton. Namun, Dalton kembali menolaknya dengan alasan yang sama. Saat Keith ingin berjabat tangan pada Dalton, riwayat hidup Dalton nyaris "tamat" karena wajah Dalton hampir saja diketahui oleh Keith. Begitu anak buah Dalton tahu dan ingin menembaknya, Keith langsung keluar dari bank itu. Keith sangat yakin bahwa Dalton bukanlah orang yang suka membunuh hingga akhirnya Dalton membalas dendam perbuatan Keith dengan melakukan pembunuhan palsu. Keith langsung mencari tahu apa sebenarnya mau Dalton. Namun yang Dalton mau tetap sama; 2 bus dan sebuah pesawat terbang. Keith tetap mencoba agar Dalton mau menembak Keith, namun Dalton tetap menolaknya. Karena kelalaian Keith-lah, mau tak mau Darius menelepon Kapten Coughlin (Peter Gerety), polisi di NYPD yang merupakan bos dari Keith dan Bill. Apa mau dikata, Keith harus menerima Darius untuk menggantikan posisinya.
Keesokan paginya, Keith membongkar papan yang berisi permintaan Dalton tersebut. Alangkah kagetnya Keith begitu mengetahui bahwa ada sebuah mikrofon kecil yang tersembunyi di dalam papan itu. Setelah Keith tahu bahwa Dalton menyadapnya, Dalton langsung menyuruh semua orang yang dia sandera—juga anak buahnya—untuk keluar lewat pintu depan. Sementara polisi memeriksa semua orang yang keluar dari bank, kecuali Dalton, Keith dkk beserta tim ESU memeriksa apa ada yang hilang di bank itu. Dari hasil penyelidikan itu, ditemukan bahwa tiada uang sepeserpun yang hilang dan senjata yang dipakai oleh Dalton dkk adalah senjata mainan. Bahkan tak ada seorangpun yang mengaku sebagai perampok dan memiliki senjata "AK-47" tersebut. Keith melaporkan hasil penyelidikan itu, dan karena temuannya nihil, Coughlin menutup kasus itu. Sebelum Keith meninggalkan Coughlin, Keith diberitahu bahwa uang hasil pencurian di Madrugada ditemukan entah di mana—karena Keith tak ingin tahu.
Saat Keith memeriksa semua dokumen bank yang berisi laporan tentang semua brankas di Manhattan Trust, dia merasa ada yang ganjil. Tak satupun berkas yang menunjukkan laporan tentang brankas #392 sejak tahun 1948. Lalu Keith melaporkan hal ini pada pengadilan dan pengadilan mengabulkan permintaan Keith untuk melihat isi brankas #392. Dia pergi ke pengadilan bersama Madeline, dan dia juga memperlihatkan sebuah rekaman pembicaraan antara Keith, Madeline, dan Wali Kota di pengadilan. Rekaman pembicaraan itu berisi tentang ancaman yang ditebarkan oleh Wali Kota bila Keith tidak menemukan uang sepeserpun dari pencurian di Madrugada. Walaupun bukan Keith yang menemukannya, Madeline akhirnya bisa menyelamatkan karier Keith. Madeline bilang pada Keith bahwa ada sebuah pepatah terkenal dari Baron de Routschild, yakni "Jika ada darah di jalanan, belilah rumah." Madeline yakin bahwa Arthur Case "mengamalkan" pepatah itu.

Di lain waktu Madeline bertemu dengan Arthur mengenai persetujuan Arthur dengan Nazi. Menjelang akhir pembicaraan mereka, Madeline menebak bahwa berlian—yang diambil Dalton—adalah isi brankas #392 milik Arthur. Lalu Arthur bilang bahwa ada juga cincin Cartier—pemberian dari temannya seorang Yahudi-Persia—dalam brankas miliknya itu. Begitu Arthur kaget bahwa dirinya dijadikan "referensi" oleh Madeline, prolog film ini—di mana Dalton memperkenalkan dirinya di "sel penjara" yang pada akhirnya penonton sadar bahwa tempat itu merupakan sebuah lorong rahasia di gudang dalam Manhattan Trust—kembali diputar. Setelah itu, saat prolog masih diputar, Dalton—yang mengenakan kacamata hitam—keluar dari gudang tersebut. Di saat bersamaan, Keith dan Bill datang ke bank itu untuk menyelidiki isi brankas #392.
Saat Keith dan Bill serta Dalton tiba di lobi, tak sengaja mereka bertabrakan. Keith dan Bill—dibantu petugas satpam—diijinkan oleh pegawai di bank itu untuk membuka brankas milik Case yang dimaksud. Yang tersisa dari brankas #392 antara lain sampah kemasan permen karet milik Dalton, cincin Cartier milik Arthur, dan sebuah kertas bertuliskan "FOLLOW THE RING" (= "Ikuti cincin ini"). Setelah mereka selesai, mereka langsung menemui Arthur di rumah dinasnya. Begitu Keith bertanya tentang apa isi brankas #392 milik Arthur, sang pemilik langsung terpojok. Sebelum mereka meninggalkannya, Arthur tidak terkejut begitu Keith mengenakan cincin Cartier miliknya. Setelah itu, Keith menemui Madeline dan Wali Kota di sebuah restoran. Ia memperlihatkan cincin itu pada mereka sambil memelesetkan kalimat yang pernah dikatakan Madeline, "Jika ada darah di jalanan, seseorang akan masuk penjara."
Pertemuan mereka berlangsung sangat singkat, karena Keith hanya sekadar memberikan kartu nama "kantor kejahatan perang" pada Madeline. Malamnya, ia pulang ke rumahnya di mana kekasihnya yang juga seorang polisi (Cassandra Freeman) menunggunya. Saat ia mengeluarkan semua isi saku jas yang ia kenakan, ia terkejut saat mendapati sebuah berlian dari dalam sakunya. Sekonyong-konyong ia teringat akan orang yang menabraknya tadi dan juga Dalton yang pernah bilang padanya bahwa ia akan keluar lewat pintu depan di Manhattan Trust bila ia sudah siap. Dan seseorang tadi—yakni Dalton—sempat memasukkan berlian ke dalam sakunya. Film berakhir saat Keith, yang ingin menikah tetapi tak punya biaya yang cukup, terpikirkan untuk mempergunakan berlian itu untuk melamar kekasihnya.
TRAILER

Dari pada kelamaan baca jalan ceritanya, mending langsung cekidot filmnya di sini gaes . . .
sumber: Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Detective Conan Season 28

  Musim kedua puluh delapan dari anime Case Closed disutradarai oleh Kenji Kodama dan Yasuichiro Yamamoto dan diproduksi oleh TMS Entertainm...